Dulu, Kerajaan Sriwijaya menjadi sebuah kerajaan terbesar bahkan sampai kini namanya dikenal. Kebesarannya bisa terlihat dari berbagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ada sekarang.
Mungkin ada yang pernah mendengan Prasasti Talang Tuo atau Candi Muara Takus? Keduanya adalah peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan ini.
Mau tahu lebih lengkap beberapa peninggalan lainnya? Simak artikel dari https://masfikr.com/ ini sampai selesai.
Candi Muara Takus
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dibahas pertama adalah Candi Muara Takus. Candi ini berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.
Di dalam kompleks Candi Muara Takus ada beberapa bangunan candi. Ada Candi Sulung, Candi Bungsu, Palangka, dan Mahligai Stupa.
Konon, nama Candi Muara Takus diambil dari nama anak sungai Takus yang muaranya ada di Sungai Kampar Kanan. Tapi, ada juga yang meyakini nama candi ini diambil dari bahasa Cina, Ta, Ku, dan Se.
Kalau yang beranggapan diambil dari bahasa Cina, Ta artinya adalah besar, Ku berarti tua, dan Se artinya candi. Ketiga kata ini jika diartikan menjadi candi tua yang ukurannya besar.
Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi Hindu Budha terluas di Asia Tenggara. Kompleks candi ini mencapai 3.981 hektar, lokasinya ada di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Para peneliti memperkirakan, candi ini dibangun antara abad ke 7 sampai abad 12 Masehi.
Pada tahun 1824, S.C. Crooke yang merupakan seorang letnan Inggris melaporkan untuk pertama kali tentang adanya candi ini. Sang letnan saat itu sedang memetakan daerah aliran sungai di sekitar Candi Muaro Jambi.
Kemudian, pada tahun 1975, pemerintah Indonesia baru mulai melakukan pemugaran. Pemugaran ini dipimpin oleh seorang arkeolog dari Indonesia bernama Soekmono.
Di kompleks Candi Muaro Jambi terdapat 9 candi, Candi Kedaton, Kotomahligai, Gedong Satu, Gedong Dua, Telugu Rajo, Gumpung Tinggi, Kembar Batu, dan Candi Astano.
Candi ini cukup unik dengan adanya ornamen dari berbagai budaya. Konon, candi ini diyakini merupakan perpaduan antara kebudayaan Cina, Persia, dan India.
Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Menurut berbagai sumber, prasasti ini ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada 17 November 1920.
Di Prasasti Talang Tuo terdapat tulisan angka yang merujuk tahun 606 saka atau 23 Maret 684 Masehi. Artinya, prasasti ini berasal dari era Sri Jayanasa.
Prasasti Kedukan Bukit
Pada tahun 1920, C.J. Batenburg menemukan Prasasti Kedukan Bukit di Kampung Kedukan Bukit. Lokasi tepatnya adalah tepi Sungai Tatang.
Prasasti ini berukuran kecil dan terdapat tulisan yang menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa Melayu kuno. Di dalam Prasasti Kedukan Bukit ini, dikisahkan tentang awal mula berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ini ada dua buah, dan keduanya ditemukan pada tahun 1935 di sekitar kolam Telaga Batu, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti ini dipahat pada sebuah batu andesit dengan tinggi 118 sentimeter dan lebar 148 sentimeter.
Kisah yang tertulis pada prasasti ini adalah tentang kutukan. Kutukan ini ditujukan bagi semua orang yang memiliki niat atau akan berbuat jahat kepada Kerajaan Sriwijaya.
Nah, di antara beberapa peninggalan Kerajaan Sriwijaya di atas, kamu tertarik sama yang mana nih? Mungkin banyak yang penasaran sama Prasasti Telaga Batu ya? Soalnya isinya itu ada bau-bau mistis gitu.